Selasa, 30 November 2010

7. Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme

Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme

Sebagai konsekuensi dari identitas etnis munculah etnosentrisme. Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Berdasarkan definisi ini etnosentrisme tidak selalu negatif sebagimana umumnya dipahami. Etnosentrisme dalam hal tertentu juga merupakan sesuatu yang positif. Tidak seperti anggapan umum yang mengatakan bahwa etnosentrisme merupakan sesuatu yang semata-mata buruk, etnosentrisme juga merupakan sesuatu yang fungsional karena mendorong kelompok dalam perjuangan mencari kekuasaan dan kekayaan. Pada saat konflik, etnosentrisme benar-benar bermanfaat. Dengan adanya etnosentrisme, kelompok yang terlibat konflik dengan kelompok lain akan saling dukung satu sama lain. Salah satu contoh dari fenomena ini adalah ketika terjadi pengusiran terhadap etnis Madura di Kalimantan, banyak etnis Madura di lain tempat mengecam pengusiran itu dan membantu para pengungsi. Kejadian ini semestinya bisa dihindari asalkan kedua etnis ini saling memahami perbedaan budaya mereka serta menghargai latar belakang budaya masing-masing.

Mengakui dan menghargai kenyataan bahwa orang-orang yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda memiliki perbedaan cara dalam memahami realitas, dan bahwa versi mereka tentang sebuah realitas adalah sah dan benar bagi mereka sebagaimana versi kita sah dan benar untuk kita. Sebuah joke yang cukup populer untuk menggambarkan adanya perbedaan cara pandang terhadap realitas adalah joke tentang seorang etnis Minang, etnis Madura, dan etnis Jawa. Ketiga orang berbeda etnis itu mengikuti lomba lari maraton. Tebak siapa pemenangnya? Jawabnya adalah orang Jawa. Alasannya disetiap persimpangan, orang jawa memikirkan angkernya tempat itu sehingga bergegas. Sementara itu orang Madura akan berhenti melihat-lihat peluang cocok tidak tempat itu untuk jualan sate. Dan orang Minang akan berhenti di setiap persimpangan jalan untuk melihat apakah tempat itu cocok atau tidak untuk membuka rumah makan.

Etnosentrisme memiliki dua tipe yang satu sama lain saling berlawanan. Tipe pertama adalah etnosentrisme fleksibel. Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya. Tipe kedua adalah etnosentrisme infleksibel. Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.


Sikap yang negative disebut prasangka.Walaupun dapat kita garis bawahi bahwa prasangka dapat juga dalam negative.Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka.Mengapa terjadi perbedaan cukup mencolok?Tampaknya kepribadian dan intelegensiajuga factor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka.

Namun belum jelas benar ciri² kepribadian mana yang membuat seseorang mudah berprasangka.Sementara pendapat menyebutkan bahwa orang yang berintelekgensi yang tinggi,lebih suka berprasangka.Mengapa?karena orang² macam ini bersifat dan bersikap kritis.Kondisi lingkungan/wilayah yang tidak mapan pun cukup beralasan untuk dapat menimbulkan prasangka suatu individu atau kelompok social tertentu.

Dalam kondisi persaingan untuk mencapai akumulasi materiil tertentu,atau untuk meraih status social bagi suatu individu atau kelompk social tertentu,pada suatu lingkungan/wilayah dimana norma² dan tata hukum dalam kondisi goyah,dapat merangsang munculnya prasangka dan diskriminasi dapat dibedakan dengan jelas.Prasangka bersumber dari suatu sikap.Diskriminasi menunjukkan kepada suatu tindakan.Dalam pergaulan sehari-hari sikap berprasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu dan tidak dapat dipisahkan.

Seorang yang mempunyai prasangka rasial,biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya.Demikian juga sebaliknya,seseorang yang berprasangka dapat saja berprilaku tidak diskriminatif.Di Indonesia kelompk keturunan Cina sebagai kelompok minoritas,sering menjadi sasaran rasial,walaupun secara yuridis telah menjadi warga Negara Indonesia dan dalam UUD 1945 BAB X Pasal 27 dinyatakan bahwa semua warga Negara mempunyai kedudukan yang sama adlam hukum dan permerintahan.

Sikap berprasangka jelas tidak adil,sebab sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang didengar.Apabila muncul suatu sikap yang berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok social lain,atau terhadap suatu suku bangsa,kelompk etnis tertentu,bias jadi akan menimbulkan pertentangan² social yang lebih luas.Suatu contoh:beberapa peristiwa yang semula menyangkut berapa orang saja,sering menjadi luas,melibatkan sejumlah orang.Akan menjadi riskan lagi apabila peristiwa itu menjalar lebih luas,sehingga melibatkan orang² disuatu wilayah tertentu,yang diikuti dengan tindakan² kekerasan dan destruktif dengan berakibat mendatangkan kerugian yang tidak kecil.

Contoh lain:prasangka diskriminasi ras yang terjadi di Afrika Selatan,prasangka Negara Israel dengan negara² di Timur Tengah berkebang menjadi pertentangan social.Contoh factual lain berkisar pada tahun 1985 orang² Papua Nugini sebagai tetangga dekat Indonesia pernah berprasangka bahwa Negara Indonesia melewati tapal batas wilayah Papua Nugini.Fakta dilapangan memang meyakinkan bahwa terdapat ribuan orang dari provinsi Papua masuk ke Negara Papua Nugini.Setelah hasil pengusutan dan hasil penelitian dipelajari dengan seksam oleh pemerintah ,ternyata ada perusuh dam pembangkang terhadap pemerintah Indonesia.


PENYEBAB TIMBULNYA PRASANGKA DAN DISKRIMINASI

a) Berlatar belakang sejarah

b) Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional.

c) Bersumber pada factor kepribadian

d) Berlatar belakang dari perbedaan keyakinan,kepercayaan dan agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar